WELCOME TO MY BLOGGER
annyeonghaseyo nanneun Diah Imnida. buat yang suka sama FF berikut ini salah satu satu FF yang saya buat. ENJOYED
*judul : Jinjaeyo ??
*author : Diah Melinda R.
FB : Diah Melmel Elf
twitter : @diah_ELFIna
*cast :
-kamu
-bias kamu (member SUJU yang paling kamu suka)
-Kim Joon
-and others
*rating : 15+
*genre : Romance
#Pembukaan
Annyeonghaseyo para chingudeul kece :D
kali ini aku akan membuat FF buatan aku, FF ini adalah FF ke2 buatanku.
aku buat FF ini hanya untuk pecinta FF genre Romance, aku buat ini selama 1 minggu *lama amat*
nggak usah kelamaan ? CHECK IT OUT :D
#Pembukaan End
“Saranghae”.
terdengar sebuah suara dibalik langkahku berjalan, aku membalikkan jalanku ini
dan aku melihat seorang namja tampan yang mangatakan itu dan membawakan sebuah
bunga untukku, ternyata dia adalah (*nama biasmu*).
“Mwo ? apa
yang sedang kau lakukan ?” aku hanya kaget melihatnya.
“(*nama mu*)
Saranghae, noemo neomo Saranghae” aku melihatnya yang makin mendekat, dan
semakin mendekat ia memeluk tubuhku dan mencium keningku.
“aku sudah
kembali, aku kembali untukmu, hanya untukmu!!” ucap (*nama biasmu).
aku terus memeluk tubuh (*nama biasmu*) sangat erat, hingga aku meneteskan air mataku
aku terus memeluk tubuh (*nama biasmu*) sangat erat, hingga aku meneteskan air mataku
#flash back -2 tahun yang lalu-
“aku akan kembali keKorea, entah kapan
chagiya! Kau harus menungguku, aku akan terus mencintaimu sampai kapan pun!
Jangan lupakan aku, aku tidak akan lama meninggalkanmu”. Itu adalah kata
terakir yang diucapkan (*nama biasmu*) sebelum ia pergi keNew York untuk
kuliah. Aku sangat terpukul mendengar kata itu, aku menangis hingga air mataku
habis, tapi akirnya aku dapat melupakannya begitu mudah karena seorang namja bernama
Kim Joon.
#Flash back
end
“aku
menunggumu begitu lama, aku sangat kangen denganmu” aku melepas pelukanku
darinya, dan aku melihat wajahnya yang sudah sedikit berubah aku memegang
hidungnya dan memegang pipinya itu.
“aku juga
kangen denganmu chagiya, ayo kita pulang” (*nama biasmu*) juga mengelus-elus
rambutku.
Akhirnya,
kami berjalan berdua bergandengan tangan hingga sampai di rumah (*nama biasmu).
Aku melihat (*nama biasmu) yang sedang berpelukan dengan keluarganya, aku
tersenyum bahagia melihatnya.
Keluarga
(*nama biasmu) mengajakku untuk makan siang bersama, namun (*nama biasmu)
terlihat begitu lesu hingga aku menolak ajakan keluarga (*nama biasmu) untuk
mengajak (*nama biasmu) untuk berjalan-jalan didaerah Seoul.
“mianhae,
ahjumma”
“mwo ? waeyo (*nama
mu) ?”
“ahjumma,
saya mau mengajak (*nama biasmu) untuk berjalan-jalan, kulihat dia bgtu kangen
dengan kota ini, nanti kami akan makan bersama. Bolehkan ?”
“Silahkan,
ahh kalian berdua jaga diri kalian baik-baik ne ?”
“Ne arraseo”
jawab (*nama biasmu) dengan wajah cerianya.
(*nama
biasmu) menarik tanganku dan membukakan pintu mobilnya untukku, aku masuk
kemobilnya bagaikan seorang permaisuri.
diMobil, kami
bersandau gurau dan kami juga bercerita tentang kehidupan kami disaat kami
sedang tidak bersama.
“apa yang kau
lakukan tanpaku ?” tanya (*nama biasmu) kepadaku dengan wajahnya yang terlihat
sangat menggodaku.
“aku ? haha,
aku tetap masih kuliah agar aku cepat menjadi seorang Guru, dan kamu ? apakah
kamu bahagia berada di New York ?”
“tanpa kamu,
aku merasa dunia ini serasa kosong” mobil yang dikendarai (*nama biasmu)
berhenti seketika, mata (*nama biasmu) terlihat hanya melihat kebagian mataku
dan bibirku, ia terlihat ingin menciumku. Aku memejamkan mataku, dan “uuuppp”
(*nama biasmu) telah mencium mulutku. Kami berciuman didalam mobil, aku ingat
ini adalah ciuman pertama kami.
“ehh, buka
matamu! Mianhae”
“Gwenchana”
aku gugup melihat wajahnya yang bgtu menggoda itu, aku tidak pernah berpikir
bahwa (*nama biasmu) telah melakukan ini kepadaku.
Beberapa jam
kemudian, kami berdua sampai disuatu rumah makan yang sangat terkenal diKorea
itu, kami saling suap menyuap, aku sangat bahagia ada(*nama biasmu) disisiku sekarang, setelah sekian lama kami
tidak pernah bertemu.
“aku kangen
melihat senyumanmu itu” kata (*nama biasmu) sambil tersenyum melihatku yang
belepotan dengan saos kimchi itu. (*nama biasmu) membersihakan saos kimchi yang
ada dimulutku, aku semakin gugup dengannya. Sifatnya yang sudah berubah
sekarang membuatku makin mencintainya, ia semakin romantis dan semakin dewasa
sekarang, dia adalah Namja Chingu idaman semua wanita.
-beberapa menit kemudian-
“aku kenyang chagi, ayo kita pergi keNamsan Tower”
“kajja!!” (*nama biasmu) membawa mobilnya sangat kencang, karena ia sudah tidak sabar untuk datang keNamsan Tower, tempat dimana dia menyatakan cinta kepadaku dulu.
#FlashBack
Waktu itu,
aku sedang berjalan-jalan dengan teman-temanku SMU di Namsan Tower. Karena
waktu itu adalah malam hari, aku dan teman temanku sangat kaget karena melihat
namsan tower yang sepi tanpa orang sama sekali. Disaat kami berada didepan
Namsan tower terlihat, seorang namja yang sudah naik diatas menara, seketika
lampu namsan tower berkelap kelip sangat indah, dan terdapat tulisan
“saranghae, saranghae, saranghae” disetiap langkahku dan temanku yang berjalan
mendekati namja itu. Kami semkin penasaran dengan namja itu, lalu kami berjalan
mendekati namja itu, ternyata dia adalah (*nama biasmu).
“Saranghae
(*namamu)” namja itu berjalan mendekatiku dan memeluk tubuhku sangat erat.
“maukah kau
menjadi yeoja chinguku” aku termenung mendengar kata-katanya itu, karena aku
sangat mencintainya, aku memeluknya dan mengatakan “Ne, aku mau menjadi yeoja
chingumu” lalu, (*nama biasmu) mencium keningku.
Dari sini,
kami mulai menjalin sebuah cinta hingga saat ini.
#FlashBackEnd
Tak berapa lama, kami sampai diNamsan Tower ini. (*nama biasmu) menggandeng tanganku, dan mengajakku naik keatas menara. Kami melihat betapa indahnya Korea diatas sini, disaat aku sedang mengelu-elus tangan (*nama biasmu), ia terlihat begitu bahagia, dapat bersama denganku.
“chagiya, kita sudah menjalin hubungan begitu lama, apakah kau tidak bosan ?” kata (*nama biasmu) dengan tenang, sambil menatap wajahku begitu serius. Aku menganggap tatapannya itu sangat serius, ia terlihat ingin menyampaikan suatu kata-kata yang penting, aku memeluknya dan aku mencium pipinya.
“apakah wajahku ini terlihat bosan denganmu ? aku telah menjaga cintaku ini 2 tahun chagi, apakah kau bosan denganku ?” aku melepaskan pelukanku, dan aku kembali menatap wajahnya yang masih serius itu, ia tidak tersenyum seperti biasanya, aku tambah bingung dengan dirinya hari ini.
“aku ? aku juga belum bosan denganmu” kata (*nama biasmu) dengan sangat serius.
“arraseo” aku tersenyum bahagia mendengarnya. Tiba tiba, hp (*nama biasmu) berbunyi, trnyata teman-teman Super Junior menelponnya.
“(*nama biasmu)!! Kau sudah pulang ? cepatlah dtg kedorm aku menunggumu” kata Leeteuk (*yg biasnya leeteuk anggap aja bukan leeteuk)
“ne, arraseo. Chagiya, aku pergi dulu kau tidak apa-apakan jika pulang sndr ?”
“ne, tidak apa apa. Aku akan naik bus”
Disaat aku
sedang menunggu bus, aku melihat seorang namja yg menaiki motor ninja didepanku,
ia berhenti dan membuatku makin heran dengannya.
“sendirian ? ayo naik kemotorku ini”
“oppa ? apa yang kau lakukan disini ?” aku mendekati motornya, dan memegang pipinya.
“jangan memanggilku Oppa lagi”
“mwo ? waeyo ? kau kan lebih tua dari pada aku”
“aku tidak ingin menjadi oppamu, tapi aku ingin menjadi Namja chingumu” aku memandang wajahnya, ia nampak bgtu serius, ia membuat jantungku berdetak begitu kencang, otakku tak berhenti memikirkan apakah kim joon serius ??
“eh, em, m, mwoeyo ?” ia mendekatkan mulutnya kemulutku semakin lama, ia makin mendekat dan, ia menciumku aku hanya pasrah karena aku hanya menganggap ia adalah kakakku. disaat Kim Joon melepaskan mulutnya itu, aku hanya bengong dan menatapnya begitu aneh.
“kau menolakku?” dia melihatku begitu aneh, aku pikir dia marah denganku.
“ehm, bukannya aku menolak tapi.. ahh aku mimisan aku mau membeli obat ditempat itu” aku berjalan menjahui Kim Joon, aku hanya membersihkan darah mimisan itu dan berjalan mendekati toko obat itu.
Karena cuaca kota Seoul yang dingin bersalju hari ini, aku biasa mimisan jika sdg musim dingin. Aku telah sampai ditoko obat itu, dan aku juga telah membersihkan darah mimisanku ini. Dan aku segera untuk mendekati Kim Joon yg telah menungguku didepan toko obat ini. Ketika aku ingin berjalan kearah Kim Joon, aku terpeleset salju dan terjatuh, kakiku berdarah hingga tidak dapat berdiri, kulihat Kim Joon yang mengetahuiku terjatuh langsung berlari kearahku.
“ayo aku bantu” Kim Joon menggendongku hingga naik kemotornya, tak berapa lama kami sampai dirumahku, Eommaku melihat kakiku yang berlumuran darah.
“Kim Joon ? ada apa dengan (*namamu) ?”
“dia tergelincir salju, ahh mianhae ahjumma, saya mau pulang ahjumma, bye” Kim Joon pergi seketika, ia memang seperti itu jika aku butuh pasti dia ada, jika aku tak butuh dia menghilang. Eomma mengobatiku begitu kasar.
“Aoo!! Eomma !! aaaaaaa…..”
“diamlah!! Sekarang cepat berdiri, palle!! palle!!”
“aku tidak bisa eomma, aku belum bisa berdiri. Kakiku ini sakit sekali!!” eommaku memanggil seseorang didalam rumahku. Ada seseorang yang datang untuk menggendongku.
“Nuguya!!?? Turunkan akuu!!”
“aku, aku (*nama biasmu)” ia menurunkan tubuhku ini ditempat tidurku, aku melihatnya ya dia adalah (*nama biasmu). Aku kaget melihatnya, Ia duduk disebelahku, dan tidur disebelahku.
“mengapa kau bisa ada disini ?”
“Teukkie dan kawan kawan, ternyata sudah pergi dari dorm, aku datang terlambat. Krena itu aku meilih menunggumu disini”
“ne, arraseo” aku hanya menatapnya yang sedang tiduran disebelahku.
“sekarang dingin sekali, Tadi kau tergelincir oleh salju bukan? Mianhae aku meninggalkanmu” ia memelukku sangat erat, aku merasa sangat hangat, aku tersenyum melihatnya yang menutup matanya.
“hanya kali ini saja, aku dapat tidur disebelahmu dan memelukmu seperti ini, jangan cepatkan waktu ini, kumohhoonn” (*nama biasmu) terus mengatakan itu berulang kali.
Aku hanya
terdiam, setelah beberapa menit suasana mulai hening, ternyata (*nama biasmu)
sudah tertidur pulas sambil memelukku, aku ikut tertidur.
_2 jam kemudian_
“aoohhh, jam berapa sekarang ?” (*nama biasmu) telah bangun, disaat aku sudah terbangun dari tadi, aku menyiapkan teh untuknya.
“sekarang masih jam 20.00, kau mau teh ? cuaca disini sangat dingin sekarang” aku memberikannya teh.
“ahh, sepertinya aku harus pulang” (*nama biasmu) mulai mengenakan jaketnya.
“diminum dulu teh ini, aku telah membuatnya hanya untukmu”
“ne, araseo”
(*nama
biasmu) akhirnya pulang kerumahnya, dan aku harus tidur dikamar tidurku
sekarang. Aku tidak dapat tidur malam ini, karena (*nama biasmu) telah
membuatku ngefly, aku hanya memejamkan mata namun aku tidak dapat tidur, aku
hnya memikirkannya.
************
_pk. 24.00_
“aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, JINJAEYO ?” aku berteriak seperti itu, karena aku bermimpi aneh, karena teriakanku ini eomma dan appaku datang kekamarku.
“apa yang terjadi denganmu ?” kata appaku, ketika masuk kekamarku
“mimpi buruk lagi ?” tambah eommaku yang sedang kaget
“ha..ha.. mianhae aku mengganggu eomma dan appa, aku akan ceritakan besok, sudah eomma sama appa tidur lagi. Aku akan tidur lagi”
Eomma dan appaku telah kembali ketempat tidurnya.
mimpi itu
sangat nyata di mimpi itu (*nama biasmu) mengajakku untuk berlibur ke Jeju
Island dan dia menikahiku disana, pernikahan itu sangat megah, dan (*nama
biasmu) terlihat sangatlah tampan. Karena, mimpi ini aku tak dapat tidur lagi
sekarang, dipusat pikiranku hanyalah dia!! Dia!!
Keesokan harinya, aku bangun pukul 10.00 ketika aku membuka mataku, (*nama biasmu) sudah ada didepanku.
“Good morning my princes” katanya dengan senyum pepsodentnya.
“aahhh, tumben kau ada disini” (*nama biasmu) mendudukkan diriku yang sedang terbaring mengantuk.
“kau mandilah sana! Aku tunggu diruang tamu” setelah ia mengatakan itu, aku segera mandi.
Tak berapa
lama, aku selesai mandi dan sudah memakai bajuku, (*nama biasmu) telah
menunggumu diruang tamu, aku segera menyusulnya.
“aku sudah siap, musim dingin seperti ini kau ingin kemana ?” aku duduk disampingnya sambil memegang tangannya yang sedang mengepal kedinginan.
“aku, aku hnya ingin mengajakmu kesuatu tempat” (*nama biasmu) memegang pundakku.
“mwo ? jinja ? dimana ?”
“sudahlah, ayo ikut saja!” ia menggandeng tanganku menuju mobil. Ia juga menutup mataku dengan sapu tangannya.
Tak berapa lama, mobil yang dikendarai (*nama biasmu) berhenti seketika. Aku hanya tersenyum, aku hanya berpikir apa yang akan dia lakukan kepadaku. Ia memegang pundakku dan mengajakku pada suatu tempat yang aku tak tahu dimana, mataku masih tertutup dengan sapu tangannya.
“apa yang kau lakukan ?”
“diamlah, sebentar lagi sampai” (*nama biasmu) melepas sapu tangan yang menutupi mataku.
“Taddaa, chagiya kau masih ingat tempat ini bukan ?” ia menatapku, begitu tajam.
“em, em aku masih ingat”
“haha, jinja ? dimana kita sekarang ?”
“ini adalah tempat dimana kau mengajariku bermain ice skatting, mungkin sekarang aku tak dapat main ice skatting lagi”
(*nama
biasmu) menyiapkan septu roda untukku, dan ia mulai menggandeng tanganku
mendekati tempat kami akan bermain.
Berulang kali aku terjatuh, dan berdiri lagi, (*nama biasmu) sering mengetawaiku dan aku menjadi sangat malu namun semangat dia untuk mengajariku membuatku menjadi semangat untuk bermain ice skatting itu. Setelah beberapa jam bermain ice skatting, (*nama biasmu) mulai menggiggil kedinginan, jadi aku suruh dia untuk berhenti dan segera membeli kopi.
Kami berdua,
meminum secangkir kopi bergantian.
“tadi seru, bukan?” kata (*nama biasmu) sambil tersenyum dan meminum kopi.
“hehe, ne seru. Apakah kau akan kembali keNew York lagi ?” setelah mendengar kata kataku itu mata (*nama biasmu) melotot kearahku.
“mwo ? apa yang kau katakan ?”
“aku harap kau akan disini terus, jika kau ingin meninggalkanku lagi, aku tetap akan menunggumu lagi”
“kau tau dari mana jika aku akan kemabli lagi keNew York ?” dia mengelus-elus rambutku.
“jadi bnar ? ehem aku hanya menebak, kapan kau akan kmbali keSeoul lagi ?”
“3 hari lagi, aku akan terbang keNew York dan aku akan kmbali keSeoul 3 bulan lagi, jdi ini hny liburanku sekarang, mianhae disaat liburan-liburanku yg lain aku tak kesini aku hny berada diNew York”
“ne, arraseo”
“setelah 3 bulan aku diNew York, aku akan kembali kesini dan tidak akan meninggalkanmu lagi”
“janji?”
“ne !! janji!!”
Tiba-tiba
hidungku kembali mengeluarkan darah, dan aku hnaya menutupi hidungku agar
(*nama biasmu) tidak mengetahuinya.
“mengapa kau menutupi hidungmu” (*nama biasmu) menjadi merasa aneh denganmu dan ia mencoba membuka tanganmu itu dari hidungmu, dan akhirnya aku kalah kuat dan ia melihat hidungku yang berlumuran darah.
“hah, kenapa kau menutupinya ? bukannya ini sdh kebiasaanmu dr dulu ?” (*nama biasmu) membersihkan darahku dengan sapu tangannya itu begitu lembut, aku hnya terdiam dengan tingkahnya yang maikn hari, makin hari, makin romantis ini.
“ahh, sudah bersih sekarang! Masukin tissue ini kehidungmu”
(*nama
biasmu) berjalan meninggalkanku, aku tak tau mengapa dia pergi meninggalkanku.
Beberapa menit kemudian ia datang, ternyata ia membawa daun sirih yang ia tau
hasiatnya yaitu memberhantikan darah pada hidungku ini. Kemudian ia melepaskan
hidungku dari tissue dan memasukkan daun sirih itu kehidungku.
“apa yang kau lakukan ?”
“diamlah!! Lebih baik sekarang kau pulang kerumahku terlebih dahulu, kulihat kau kedinginan jadi mimisan lagi, kajja” (*nama biasmu) memakaikanku jaketnya sehingga, ia tidak menggunakan jaket tapi aku memakai 2 jaket sekaligus plus penutup kepala. Setelah itu, ia menggandengku untuk masuk kemobilnya itu.
“kalau kau kedinginan, katakan kepadaku jangan sampai mimisan seperti ini”
“mianhae, ini terjd bgtu saja tanpa aku mengetahuinya. (*nama biasmu)!! itu.. itu adalah warung makan ramen yang sangatt enak!! Berhenti disini!!” mobil yang dikendarai (*nama biasmu) berhenti dan (*nama biasmu) langsung turun untuk membeli ramen untukku dan menyuruhku menunggunya didalam Mobil.
-beberapa
menit kemudian-
“ini ramennya, bawalah dulu nanti kau makan dirumah saja”
“ne arraseo, haha Gomawo sdh mengajakku jalanjalan, membelikan kopi, dan ramen untukku”
“ramen itu untuk kita berdua!! Enak saja hanya untukmu” (*nama biasmu) menjulurkan lidahnya.
Tak berapa lama, kami pun sampai dirumah (*nama biasmu) , kami makan bersama diruang tamu dan suap-suapan. Ketika (*nama biasmu) ingin menyuapimu tiba tiba, ada telepon dari seseorang yang aku tidak tau siapa.
“tomorrow, I will comeback, bye” hanya itu kata-kata yang aku dengar ditelponnya itu, aku makin penasaran dengannya, jadi aku memilih untuk bertanya kepadanya.
“Chagiya, kau mau pergi kemana ?” aku menatap wajahnya yang terlihat kebingungan.
“ehhm, aku.. aku..”
“aku apa ? jangan membuatku makin penasaran” aku makin bingung dengan sikapnya.
“aku akan pergi ke New York besok, mungkin jam 8 pagi. Klo bisa aku ingin melihatmu sbelum 3 bulan kita tak bertemu” (*nama biasmu) mengelus-elus rambutku, dan mulai mengeluarkan wajahnya yang menyedihkan itu.
“ne, arraseo. Lebih baik sekarang kita nikmati saja hari ini dengan penuh senyuman” aku ingin mencoba membuatnya tersenyum lagi.
“itu terasa sulit chagiya”
Akhirnya, Ramen itu sudah habis, dan akhirnya(*nama biasmu) mengantarkan aku pulang dan aku langsung bersiap untuk tidur lebih awal agar dapat mengantarnya kebandara besok.
Matahari
telah terbit, artinya hari telah pagi. Aku terbangun dari tidurku, dan aku
melihat didepanku adalah (*nama biasmu) yang tetap mencoba tersenyum meskipun
aslinya ia tak ingin tersenyum.
“ada apa denganmu ? jangan terus menatapku seperti itu (*nama biasmu), aku malu”
“mianhae, aku harus meninggalkanmu lagi, jeongmal mianhae” aku tersenyum melihatnya yang mencoba membuatku bahagia.
“aku mandi dulu lah, kau tunggu aku diRuang tamu sana”
aku mengusirnya dari kamarku, aku tak dapat membendung air mataku ini dan akhirnya aku mulai menangis. Sejujurny, Aku tak rela jika ia harus pergi meninggalkanku lagi.
Tak berapa
lama, aku keluar dari kamarku dengan mengenakan sebuah kaos yang dimiliki aku
dan (*nama biasmu). Ia masih dapat tersenyum melihatku.
“kau, kau cantik sekali hari ini, mwo ? kau baru saja menangis ?” (*nama biasmu) menatapku
dan mengelap air mataku.
“ehm, anniya” aku tak kuat menahan rasa sedihku ini, dan akhirnya aku memeluknya, aku memeluk (*nama biasmu) dengan sangat erat, aku tak ingin melepas pelukan ini.
“Ya Tuhan, buatlah waktu 1 jam ini terasa lama” ucap (*nama biasmu) yang sedang kupeluk.
Aku
melepaskan pelukannya, aku tak ingin mengulur-ulur waktunya begitu lama, aku
langsung menarik tangannya dan mengajaknya untuk segera pergi kebandara
Incheon. Ia menyetir mobil sangat pelan sambil mengelus elus tanganku.
“tunggu aku 3 bulan lagi”
“mau 3 bulan, 5 bulan, 1 tahun, 10 tahun pun aku akan menunggumu chagiya, itu karena aku mencintai mu”
“Jinja ?”
“untuk apa aku berbohong”
Tak berapa lama, akhirnya kami sampai diIncheon air port. Dibandara itu telah terlihat banyak fans dari (*nama biasmu) beserta keluarganya. Ini akan lebih mudah untuk aku merelakannya. Tidak seperti dulu, ai meninggalkanku secara diam-diam dan mengatakannya dgn sebuah pesan setelah ia telah sampai diNewYork.
“(*namamu)?” ucap eomma (*nama biasmu) dengan penuh sabar.
“mwo ?”
“jangan membuat dia sedih, jadi berusahalah tersenyum sekarang”
“ne, arraseo”
Mendengar kata-kata Siwon eomma, aku langsung mencoba untuk tersenyum. Aku melihat (*nama biasmu) yang sudah mulai naik pesawat sambil tersenyum dan melambaikan tangannya kepada kami semua disini.
Akhirnya, dia
telah meninggalkan kami semua. Aku tidak menangis, aku tidak kecewa, tapi aku
bangga dengannya karena ia melakukan ini untuk kebaikan dia juga. Hari hari
kulewati dengan penuh senyuman dan semangat bersama dengan Kim Joon diTK
tempatku mengajari murid-muridku.
_3 bulan kemudian_
Hari ini, semua murid telah siap untuk belajar menulis bersamaku. Ketika aku sedang mengajari salah satu muridku, aku mendengar suara seorang pria dibalik pintu kelas.
“ibu guru, ajarkan aku mengerti apa itu cinta”.
Aku mendekati suara itu, dan pintu kelas terbuka. Orang itu adalah (*nama biasmu) yang telah datang. Ia mendekatiku dan mulai memelukku, hangat sekali pelukan ini. Semua anak TK yang melihtanya hanya tertawa aneh melihat aku dan (*nama biasmu) yang sedang berpelukan.
“So, sweet” ucap salah satu murid TK itu.
Kemudian, pintu kelas itu dibuka oleh seseorang, ternyata itu adalah keluarga dari aku dan keluarga dari (*nama biasmu) beserta teman teman SMU kami dan tak lupa juga Kim Joon. aku makin heran, apa yang akan dilakukan dengan (*nama biasmu) ?
(*nama biasmu) melepaskan pelukannya dan bersujud dihadapanku, sambil memperlihatkan cincin kehadapanku.
“(*namamu), Saranghae. Neomo-neomo Saranghae. Sudah 4 tahun kita menjalin sebuah cinta, apakah kamu tidak bosan ?”
“anniya, kau bosan ?”
“ya, ya aku bosan. Karena aku bosan, aku ingin kita cepat menikah denganmu, will you marry me ?” tanpa pandang dulu, aku langsung menjawabnya.
“ne, aku mau, aku sangat mau chagiya” (*nama biasmu) memakaikanku cincin itu ketanganku dan kami langsung berpelukan. Salah satu murid mengatakn “ibu guru cantik, ahjussi ini juga tampan, kalian berdua cocok” aku dan (*nama biasmu) hanya tertawa mendengar kata-kata anak ini.
Dan akhirnya, aku dan (*nama biasmu) menikah diNamsan tower dan berbulan madu di Jeju Island, dan kami akan hidup bersama selamanya.
THE END
#Penutupan
thanks yang udah baca sampe akhir :D
tunggu FFku yang selanjutnya :)
butuh komen dari kalian yang udah selesai baca *bow
Annyeong :D
#Penutupan end
Tidak ada komentar:
Posting Komentar